Sering orang salah mengira bahwa peristiwa yang di langit itu tergolong kilat, guruh atau guntur, ataukah petir? Semoga kalian bisa membedakannya dengan baik. Benar! Kilat menyangkut cahaya; guruh atau guntur menyangkut suara; dan petir menyangkut keduanya yakni cahaya dan suaranya. Peristiwa kelistrikan di atmosfer ini biasanya terjadi di dalam awan, antar awan dan antara awan dengan permukaan bumi. Di antara ketiga jenis ini, yang paling berbahaya adalah yang terjadi antara awan dengan permukaan bumi. Benda-benda runcing apalagi besi/baja yang menjulang dan pepohonan serta gedung yang tinggi rentan terhadap sambaran petir. Oleh karena itu maka berbagai langkah yang bisa dilakukan terkait dengan petir dapat dilihat pada flier https://www.weather.gov/safety/lightning . Awan-awan yang bisa berdampak pada pembentukan kilat, guruh dan petir adalah awan-awan jenis kumulus dan kumulonimbus. Awan kumulus yang kemudian berkembang menjadi awan kumulonimbus akan menyebabkan terjadi pemisahan muatan listrik di dalam awan dimana di bagian atas awan bermuatan positif, di bagian bawah/dasar awan bermuatan negatif dan ada area kecil di dasar awan yang bermuatan positif. Sementara itu di dekat permukaan bumi terdapat kumpulan muatan positif khususnya yang berupa benda-benda yang menonjol di permukaan. Akibatnya bisa terjadi loncatan muatan yang berasal dari awan (stepped leader) yang kemudian disambut oleh sambaran dari permukaan sehingga terjadi petir yang menggelegar. Gelegar petir ini akibat adanya pemanasan yang ribuan derajat Celcius (konon 3000 oC atau 5 kali suhu permukaan matahari) pada Udara yang dilalui sehingga Udara bisa mengembang dan berkontraksi secara tiba-tiba. Ini yang kemudian terlihat dan terdengar dari kejauhan. Waktu antara kilat dan gelegar suara guruh tersebut bisa digunakan untuk menentukan jarak kita dengan pusat petir tersebut. Bila dibagi dengan angka 3 maka akan menunjukkan jarak dalam satuan kilometer.
Mengulas seperti yang telah disampaikan di atas, langkah yang sebaiknya dilakukan bila berada di dalam ruangan adalah tidak menyalakan alat-alat elektronik dan menjauhi jendela. Ini merupakan langkah umum yang sebaiknya lakukan mengingat jika petir menyambar maka ia dengan mudah menjalar melalui aliran listrik sehingga bisa membahayakan pengguna alat elektronik. Bisa juga akibatnya adalah alat elektronik tersebut rusak. Keluarga penulis pernah mengalami hal tersebut dimana gelegar petir yang dekat menyebabkan saudara terkapar pingsan, rumah saudara kebakaran, dan meledaknya colokan listrik pada saat petir terjadi. Berdasarkan pengalaman nyata itulah sebaiknya ketika hujan deras dan petir menyambar-nyambar maka semua peralatan elektronik dimatikan, menjauh dari peralatan listrik, dan menjauhi pula kaca jendela mengingat getaran dari petir bisa menyebabkan kaca pecah.
http://1.bp.blogspot.com/,,,,,,/s1600/petir.jpg
Bila saudara berada di luar ruangan, sebaiknya jangan berteduh di bawah pohon, apalagi berkerumun. Ini bisa sangat berbahaya karena banyak kejadian seseorang atau beberapa orang mati atau cacat atau pingsan karena terkena induksi petir yang menyambar tanaman/pohon tempat dia berteduh. Sebaiknya berteduh pada rumah yang berdinding.
Di Indonesia belum pernah terjadi adanya pesawat yang tersambar petir meskipun potensi hal tersebut ada, bahkan di musim hujan akan jauh meningkat. Pesawat-pesawat Udara yang melalui suatu awan tertentu dimana ada kalanya sulit untuk menghindari awan dalam perjalanannya dari satu bandara ke bandara yang lain tidak bisa tidak tentu akan mengalami kemungkinan untuk tersambar petir khususnya saat melewati/mendekati awan-awan jenis cumulus dan cumulonimbus. Yang pernah penulis saksikan adalah saat pesawat Qantas Australia melewati awan tebal kumulonimbus dan saat itu lagi hujan deras dan petir menyambar-nyambar namun akhirnya pesawat tersebut selamat melintasi wilayah awan tersebut. Semoga saja kita semua tidak mengalami peristiwa-peristiwa yang mencekam yang terkait dengan cuaca ya. Aamiin.