Monday, July 13, 2015

Dampak letusan gunung Raung pada dunia penerbangan

Lebih dari dua minggu terakhir ini gunung Raung yang terletak di perbatasan Banyuwangi, Jember dan Bondowoso muntah-muntah. Aktivitas tersebut menyebabkan banyak permasalahan seperti pada kesehatan manusia dan aktivitas manusia sehari-hari. Mengingat bahwa debu gunung tersebut mengandung silika maka bisa menyebabkan iritasi baik pada mata maupun saluran pernapasan. Debu juga mengganggu jarak pandang sehingga berpotensi timbul kecelakaan lalu lintas bila cukup tebal. Pada dunia penerbangan aktivitas gunung ini menyebabkan beberapa bandara di sekitarnya ditutup untuk penerbangan. Tercatat bandara Blimbingsari di Banyuwangi, bandara Notohadinegoro di Jember, bandara Ngurah Rai di Bali, dan bandara Selaparang di Lombok berhenti beroperasi karena terpengaruh oleh aktivitas vulkanik gunung Raung.
Pada pesawat, debu dan asap vulkanik bisa menyebabkan kerusakan pada mesin sehingga mengurangi daya dorong dan angkat pesawat seperti bisa anda baca  website berikut. Yang menarik dari sisi meteorologi adalah tentang pengaruh angin pada penyebaran abu letusan gunung. Kita mengenal bahwa debu akan disebarkan sesuai dengan arah angin. Pada saat ini angin tenggara mulai menyapu wilayah Indonesia. Namun harus diingat pula bahwa profil angin vertikal belum tentu setiap lapisan/ketinggian mempunyai arah angin yang sama meskipun secara keseluruhan angin tenggara yang dominan. Oleh karena itu wajar jika penyebarannya tidak hanya mengarah ke barat laut gunung Raung. Debu tersebar juga pada arah timur dan barat dari gunung tersebut. Meskipun berbeda dengan letusan gunung Merapi di Jawa Tengah namun dampak yang dirasakan bagi dunia penerbangan memang tidak boleh diremehkan begitu saja. Informasi cuaca yang terus diupdate setiap waktu akan sangat membantu operator dan otoritas penerbangan dalam menentukan waktu yang tepat untuk penerbangan melalui sekitar gunung Raung atau buka tutup bandara di sekitar gunung tersebut yang terkena dampak abu vulkaniknya. Tidak berlebihan kiranya bila kita mengacungkan jempol kepada pihak BMKG atas berbagai informasi cuaca yang disampaikan kepada semua pihak, termasuk di dalamnya masyarakat luas khususnya dalam menanggapi kejadian letusan gunung. 

Saturday, July 4, 2015

Pesawat bertenaga energi surya

Kembali inovasi terbaru yang mencengangkan dan menambah keyakinan kita bahwa penggunaan bahan bakar untuk pesawat terbang bisa dihemat dari sebelumnya memanfaatkan energi fosil menjadi menggunakan energi terbarukan yakni energi surya. Selain hemat bahan bakar, juga polusi suara yang dihasilkan sangat minim. Ini menjadi prototipe untuk pesawat generasi mendatang. Meskipun kecepatannya masih rendah, namun di masa mendatang saya yakin kecepatan bisa ditingkatkan. Yang masih menjadi masalah menurut saya adalah ketersediaan radiasi matahari pada lintang-lintang tertentu yang tidak mungkin diperoleh sepanjang waktu seperti halnya di lintang rendah. Meskipun ada baterai untuk menyimpan energi namun mungkin permasalahan di atas di masa mendatang harus makin diminimalisasi. Semoga saja hal ini makin mendorong semua pihak untuk terus berinovasi, tidak hanya dengan menggunakan energi matahari saja tetapi mungkin dengan energi lain seperti angin, temperatur, kelembapan, dll.

Friday, July 3, 2015

Mengapa perlu meteorologi dalam dunia penerbangan??

Anda pernah naik pesawat terbang? Saya yakin 99% anda yang membaca tulisan ini sudah pernah naik pesawat terbang, entah untuk tujuan dalam negeri ataupun luar negeri. Anda tentu bisa merasakan bagaimana pesawat terbang yang anda naiki ketika langit bersih oleh awan ataupun ketika memasuki awan. Ada bedanya bukan?? Ya, ketika langit cerah tidak berawan, penerbangan kita terasa begitu menyenangkan. Tidak ada goncangan-goncangan pada pesawat dan kita bisa menikmati penerbangan dengan nyaman. Tetapi bandingkan ketika atmosfer banyak awannya dan pesawat melaluinya ... anda akan merasakan goncangan-goncangan dari mulai kecil sampai membuat keringat dingin bercucuran. Kenapa itu bisa terjadi?? Tidak lain dan tidak bukan karena di dalam awan terjadi proses turbulensi, up draft dan down draft. Gerak acak dalam awan itulah yang menyebabkannya. Semakin awan tersebut masif, semakin besar goncangan yang terjadi. Baru sekali saya alami peristiwa semacam itu beberapa bulan yang lalu sampai-sampai mulut saya komat kamit baca do'a agar goncangan segera reda dan saya selamat sampai tujuan.
Awan, cuaca buruk, cuaca cerah, hujan, arah dan kecepatan angin, temperatur, tekanan, kelembapan dan lain-lain tidak lain dapat diketahui dari berita sinoptik. Berita sinoptik merupakan berita cuaca yang dipertukarkan antar stasiun pengamat cuaca untuk tujuan umum dan khusus. Untuk kepentingan transportasi udara dibuatlah berita cuaca METAR. Dari berita cuaca inilah maka penerbangan dari satu tempat ke tempat lain direncanakan. Suatu keadaan seperti misalnya cuaca buruk bisa berakibat suatu pesawat delay atau bahkan dibatalkan penerbangannya sama sekali. Tanpa informasi cuaca yang akurat, adalah sangat riskan untuk menerbangkan pesawat. Boleh dikatakan bahwa informasi cuaca merupakan jantungnya lalu lintas penerbangan. Informasi yang dibutuhkan seorang pilot dalam menerbangkan pesawat adalah kondisi cuaca di bandara asal dan tujuan serta di lintasan penerbangan. Masalah cuaca ini tidak lain adalah bahasan dalam meteorologi. Demikian.

Thursday, July 2, 2015

Pengantar

Saudara-saudaraku dimanapun kalian berada. Selamat datang pada blog Meteorologi Penerbangan.com, suatu media dimana kita bisa sharing berbagai macam hal terkait dengan aplikasi meteorologi pada bidang penerbangan. Dunia penerbangan yang makin hingar bingar dengan berbagai permasalahannya coba dikupas dari sisi meteorologi. Saran dan kritik dari saudaraku semua akan makin merekatkan hubungan di antara kita dan makin meningkatkan pemahaman kita tentang dunia meteorologi penerbangan. Salam hangat dari kota Bandung, Paris van Java, Indonesia