Friday, August 14, 2015

Patroli udara untuk keamanan maritim kita

Beberapa waktu ini, Mentri Susi Pujiastuti telah menunjukkan taringnya dalam menangani pencurian ikan di perairan maritim kita. Meskipun belum benar-benar menghapuskan pencurian ikan di wilayah kita namun setidaknya membuat ketar-ketir para nelayan dan pengusaha asing yang selama ini menjarah ikan di nusantara. Betapa tidak, perahu-perahu para pencuri ikan tersebut bila tertangkap berisiko untuk ditenggelamkan. Trilyunan rupiah per tahun kekayaan laut kita selama ini dijarah oleh kapal-kapal asing yang seringkali menggunakan tenaga kerja masyarakat kita yang awam dan menggunakan bendera merah putih. Ironis sekali, kekayaan laut kita justru dijarah dengan memperalat tenaga kerja Indonesia yang dibayar murah. Bahkan pernah salah satu kapten kapal asing mengatakan bahwa tenaga kerja kita hanya layak untuk jadi jongos atau pembantu di kapal-kapal asing dan tidak pantas untuk  menjadi kapten kapal. Ucapan yang sangat merendahkan martabat bangsa Indonesia. Orang yang mengatakan semacam itu memang harus disumbat mulutnya.
Wilayah-wilayah upwelling yang kaya ikan sebenarnya bisa diperkirakan dari arah angin yang bertiup menuju pantai. Wilayah-wilayah inilah yang diburu oleh para kapten kapal asing yang sudah berpengalaman dan berpengetahuan meteorologi dan oseanografi yang baik. Dari berita-berita sinoptik yang mereka peroleh baik dari stasiun maritim terdekat maupun dari saluran-saluran berita cuaca dapat digunakan untuk tujuan menentukan daerah upwelling tersebut. Oleh karena itu maka wajarlah bahwa kapal-kapal asing yang berkeliaran di wilayah kita-pun bisa kita perkirakan keberadaannya dari berita-berita tersebut. Dibutuhkan ahli meteorologi dan oseanografi serta perikanan untuk menganalisis semua berita tersebut sehingga bisa dimanfaatkan oleh aparat keamanan (mungkin di bawah Badan Koordinasi Keamanan Laut / BAKAMLA atau TNI) untuk menangkap kapal-kapal asing tersebut.
Selama ini patroli keamanan laut lebih sering dilakukan dengan kapal laut dibanding dengan pesawat udara dan drone. Kapal-kapal asing yang sering jauh lebih canggih daripada kemampuan teknologi pengamanan maritim kita menyebabkan kapal-kapal tersebut sering lolos dari penangkapan. Sudah selayaknya perbaikan teknologi pengamanan laut kita ditingkatkan. Dan, yang perlu terus diupayakan adalah peningkatan pemahaman tentang kondisi meteorologis wilayah kita yang demikian unik. Kita semua tahu bahwa kondisi cuaca dan iklim sangat berperan dalam menentukan keberhasilan pengamanan wilayah laut kita.  Cuaca yang buruk sangat mengganggu pada penerbangan pesawat dan drone sehingga tidak dapat beroperasi optimal. Cuaca buruk juga akan menyebabkan gelombang besar sehingga menghalangi kapal patroli kita untuk beroperasi. Pemahaman inilah yang harus dimiliki oleh para pemegang kekuasaan dalam mengamankan kawasan maritim nusantara.

No comments:

Post a Comment